Jumat, 17 September 2010

about kemang


Daerah kemang seperti menjadi kota sendiri di dalam area Jakarta karena kemang sendiri sudah merupakan area yang sangat maju atau dapat dikatakan modern. Dilihat dari konteks yang ada, hubungan antara jalanan (path) dan  bangunan sendiri tidak berkesinambungan. Jalanan di kemang rata-rata hanya dapat dilalui oleh dua mobil dalam satu lajur. Hal tersebut menyebabkan kemacetan yang hebat di area kemang. Contohnya ketika jam-jam pulang kantor dan ketika weekend. Macet di daerah kemang dikatakan susah bergerak dan kebangyankan jalanan (path) di area kemang hanya satu arah emembuat kita harus berputar dan mencari jalanan lain sehingga kepadatan terjadi di setiap jalan. Sedangkan, contohnya area pembangunan kemang village, jalanan di depan kemang village atau akses sekitarnya bias terbilang sempit atau padat sedangkan ketika kita masuk ke area kemang villagenya, kita bias merasakan bahwa area kemang itu lebih besar sebenarnya dari yang kita perkirakan. Egois, menggambarkan daerah kemang karena kemang seperti menyediakan tempat bagi bangunan-bangunan tapi tidak menyediakan space yang cukup untuk jalanan (path).  Peruntukan area kemang juga tidak terlalu jelas. Seperti daerah kemang raya. Perumahan atau pemukiman penduduk di sekitarnya terbentengi oleh bangunan-bangunan komersil seperti hotel, restaurant, pub, hotel dan gallery. Namun bangunan komersil tersebut sinkron dengan usernya yang mayoritas penghuni di area kemang adalah warga negara asing serta kalangan menengah ke atas. Sehingga area kemang ini dapat dikatakan exclusive. Tetapi dilihat dari fasilitas-fasilitas yang ada , area kemang yang exclusive seperti terbentengi di area pemukimannya. Seperti tidak ada interaksi antara rumah yang satu dengan rumah yang lain. Kesannya dingin. Contohnya, anak-anak di sekitar area perumahan tidak memiliki tempat bermain seperti community park, tidak memiliki area hijau, dan vegetasinya juga sangat minim. Sehingga baik penghuni maupun pendatang dari area di luar kemang  tidak memiliki tempat untuk berbaur dalam satu tempat. Disamping itu, bangunan-bangunan komersil di sekitar kemang juga tidak cukup sebagai community center di daerah kemang. Anak-anak kecil juga terpaksa bermain di pinggir jalan maupun di depan rumah mereka. Dan kebiasaan kalangan menegah keatas, mereka jarang berbaur dengan satu sama lain. Mungkin karena alasan tidak adanya tempat berbaur atau karena mereka tidak mau.  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar